Break ..

>> Sabtu, 28 Februari 2009

Blinkie Graphics Generator at TextSpace.net



lengkapnya baca di sini yah...(^_^)

Beware " Mobile Hacking "

>> Jumat, 27 Februari 2009

Hand Phone sepertinya saat ini memang sudah menjadi kebutuhan setiap orang yahh,dari anak-anak hingga orang dewasa sudah gandrung dan gak mau di pisahkan ama si mungil yang satu ini.

Tapi tahukah kawan selain sebagai alat komunikasi dan hiburan yang fleksible en simple,di tangan orang-orang jenius Hand phone bisa menjadi tools yang sangat effisien dalam kegiatan sehari-hari,namun bila di gunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dapat merugikan orang lain.

Mungkin benar yah perkataan yang menyatakan bahwa semakin tinggi teknologi dan canggih sebuah alat semakin rapuh dan kompleks juga masalah yang timbul dari alat tersebut,namun semua kembali lagi kepada kita semua sebagai penggunanya.

Berikut ini adalah informasi kiriman sebuah milist , mengenai mobile hacking (cara pembajakan percakapan HP & SMS) yang didapat dari seminar "Bellua Cyber Security Asia 2008" tgl 18-19 November yang lalu di salah satu hotel di Jakarta , panitia menghadirkan para expert di bidang security serta para hacker dalam dan luar negri.

Salah satu topik yg paling menarik dibawakan oleh sdr.Raditya Iryandi, seorang anak muda yang g mempunyai keahlian dlm bidang hacking sattelite http://jkt1/. detikinet. com/read/2006/09/15/ 141219/676225/ 324/hacker- indonesia- buktikan- satelit-rawan

Pada kesempatan tsb Sdr. Raditya Iryandi mendemokan mudahnya melakukanmobile hacking (dalam waktu kurang dari 5 menit) dan akibat yg ditimbulkan sungguh "mencengangkan" , antara lain:

  • Penyadapan terhadap pembicaraan telp dan SMS.
  • Penyadapan terhadap pembicaraan telp tersadap dan SMS baik incoming maupun outgoing.
  • Call Spoofing yaitu pelaku melakukan telp yg seolah-olah telepon berasal dari HP korban.
  • HP korban menjadi "alat pendengar jarak jauh", dgn feature "conference" yg disediakan operator, pelaku bisa mendengarkan/ menyadap pembicaraan dgn melakukan call ke nomor korban.
  • Pembobolan uang lewat SMS banking Melihat apa yg didemokan tsb, tidak mengherankan jika KPK menggunakan tools yang sama untuk mengungkapkan kasus korupsi para pejabat. Saat ini tools tsb bisa menginfeksi system Symbian dan Microsoft mobile.
  • System Blackberry menurut Raditya ada kemungkinan bisa diinfeksikan juga karena mempunyai karakterisktik yg sama dengan Symbian.
  • Satu hal yg mengerikan adalah saat korban melakukan penyadapan tidak terlihat aktivitas sama sekali pada handphone. HP tampak dalam keadaan standby saja.

Beberapa hal yg "cukup " melegakan adalah:

  • Mobile hacking tools tsb "BELUM" tersebar luas di internet, hanya kalangan tertentu saja.
  • Walaupun proses hacking hanya membutuhkan waktu 5 menit tetapi injeksi ke system HP "masih" harus lewat kontak fisik, yaitu pelaku harus mengirimkan program tersebut via bluetooth /MMS atau memory card dan melakukan intallasi secara manual di HP korban.
  • Adanya "jejak" yg ditinggalkan pelaku terhadap aktivitas yang dilakukan terhadap HP korban yaitu berupa log pada outgoing call dan SMS out.

Berikut adalah tips sederhana agar kita terhindar dari korban mobile hacking ini:

  • Jangan menyalakan bluetooth di tempat umum.
  • Hati-hati terhadap HP bekas yg tidak jelas asal-usulnya dan juga jangan sembarangan meminjamkan HP kita kepada orang yg tidak jelas.
  • Hal yg sama untuk service HP. Secara rutin mengecek call log dan SMS out. Sebaiknya menggunakan kartu pascabayar di mana kita bisa mengecek call/SMS log yg dikirimkan bersama billing bulanan.
  • Sebaiknya hindari menggunakan fasilitas SMS banking!

Beberapa tanya jawab seputar Mobile Hacking :

Apakah hacking tools ini tersebar luas di internet?
Tidak, tools ini hanya didistribusikan untuk kalangan terbatas. Beberapa diantara mereka memperjual-belikan dalam bentuk handset yang sudah terinstall software penyadapan ini.


Untuk saat ini O/S apa saja yg bisa di-hack?
O/S yang dapat terinfeksi adalah Symbian dan Windows. Untuk windows lebih menarik lagi, karena secara remote, si hacker dapat menghidupkan HP yang diposisikan "flight mode"

Bagaimana dengan Blackberry?
Blackberry memiliki potensi yang sama besar dengan Symbian, karena
memiliki kesamaan karasteristik O/S-nya.

Bagaimana mengecek/memastikan HP kita bebas dari trojan terutama trojan yg mengerikan ini?
a. Check outgoing SMS dari operator Anda, apakah ada SMS ke nomor ttt beberapa saat setelah Anda menerima/mengirimka n SMS.
b. Anda dapat melakukan perbandingan "sis" dari O/S yang baru dengan HP Anda.

Apakah ada link yg berisi mengenai mobile hacking untuk dipelajari?
Untuk sementara ini belum ada, tetapi Anda bisa memulai dengan googling "sis dump dan sis decompiler"


So Becarefull With Your Phone





lengkapnya baca di sini yah...(^_^)

Seuntai Kalung Fatimah

>> Kamis, 26 Februari 2009

Langkah orang tua itu tertatih-tatih menuju sebuah rumah sederhana. Dia baru saja menemui Nabi Muhammad dirumahnya yang tak jauh dari tempatnya berdiri sekarang.

"Assalamualaikum, wahai keluarga Nabi," seru seseorang dari luar. Fatimah, putri Rasulullah, bergegas membukakan pintu rumahnya.

"Wa'alaikum salam," jawab perempuan berwajah lembut itu.
Dilihatnya, seorang lelaki bepakaian compang-camping dan penuh tambalan. Badannya tampak lesu dan kelaparan.

"Siapa anda?" tanya Fatimah kemudian.

" Aku baru saja menjumpai Rasulullah untuk memohon sedekah sekadarnya. Tetapi, ayahmu tak mempunyai apa-apa untuk diberikan kepadaku. Beliau menyuruhku datang padamu," kata lelaki tua itu. " Putri Nabi yang mulia, tolonglah saya yang miskin dan lapar ini," suaranya memelas.

Fatimah segera mencari sesuatu yang dapat diberikan pada orang itu. Akan tetapi, tak ada sedikitpun makanan atau pakaian untuk diberikan. Sesaat Fatimah kebingungan. Ia heran, kenapa Rasulullah menyuruh orang miskin itu menemuinya. Padahal, hidupnya sendiri tidak jauh berbeda dengan ayahnya. Dirumahnya sering kekurangan makanan. Jadi, apa yang harus disedekahkan?

Oya! Fatimah teringat pada sehelai tikar yang biasa dipakai tidur oleh Hasan dan Husein, anaknya. Fatimah mengambil tikar tikar itu. Dan segera mamberikannya pada orang itu.

"Aku hanya mempunyai ini untukmu," kata Fatimah. Orang tua miskin itu mengerutkan alisnya. Tampak kesedihan tersembarut di wajah letihnya.

"Hai putri Nabi, aku sangat kelaparan. Kenapa kau malah memberikan tikar padaku. Aku mohon, berilah sesuatu yang lain?" kata lelaki itu.

Fatimah tambah kebingungan. Apa lagi yang bisa diberikan? Hatinya sungguh tak tega melihat keadaan orang tua itu. Fatimah memang mudah tersentuh jika melihat orang miskin yang kelaparan. Ia ingin sekali menolongnya. Tak sengaja Fatimah meraba lehernya. Seuntai kalung melingkar disana. Tanpa pikir panjang, Fatimah melepas kalungnya. Lalu diberikan pada orang miskin itu.

" Ambillah kalung ini. Mudah-mudahan bisa memenuhi apa yang kau butuhkan," sahut Fatimah dengan ikhlas.

Sebenarnya, kalung itu barang yang amat berharga bagi Fatimah. Pamannya, Hamzah, menghadiahkan kalung itu pada hari pernikahannya. Tapi ia rela memberikannya kepada orang yang tengah membutuhkan pertolongannya.

" Terimakasih, wahai Putri Rasulullah. Allah akan membalas kebaikanmu," ucap orang tua itu dengan penuh bahagia. Orang tua miskin itu pun membawa kalung Fatimah dengan hati gembira. Ia segera menemui Rasulullah. Diperlihatkannya kalung itu kepada beliau.






lengkapnya baca di sini yah...(^_^)

Kendaraan Orang Bijak

Matahari di padang pasir terasa membakar kulit. Hanya sesekali angin bertiup dan menerbangkan debu-debu yang memerihkan mata. Cukup membuat seorang pemuda kerepotan mengurangi samudra pasir yang membentang luas. Namun, hatinya agak tenang. Unta yang di tungganginya masih muda dan kuat. Ia berharap kendaraannya sanggup menempuh perjalanan yang jauh. Perbekalan yang dibawanya pun akan cukup membuatnya bertahan selama perjalanan. Masih separuh lagi perjalanan yang harus ditempuh pemuda itu.

"Mudah-mudahan, aku selamat sampai Makkah. Dan, segera melihat Baitullah yang selama ini kurindukan," katanya penuh harap.
Panggilan rukun Islam kelima itulah yang membulatkan tekadnya. Mengarungi padang pasir yang terik. Tiba-tiba, pemuda itu menatap tajam ke arah seseorang yang tengah berjalan sendirian di padang pasir.

Kenapa orang itu berjalan sendiri di tempat seperti ini? Tanya pemuda itu dalam hati. Sungguh mengundang bahaya.

Pemuda tersebut menghentikan untanya di dekat orang itu. Ternyata, ia seseorang lelaki tua yang berjalan terseok-seok di bawah terik matahari. Lalu, anak muda itu segera turun dari kendaraannya.

"Wahai, Bapak Tua. Bapak mau pergi ke mana?" tanyanya ingin tahu.
"Insya Allah, aku akan ke Baitullah," jawab orang tua itu dengan tenang.
"Benarkah?!" anak muda itu terperanjat. Apa orang tua itu sudah tidak waras? Ke Baitullah dengan berjalan kaki?
"Betul, nak, aku akan melaksanakan ibadah haji," kata lelaki tua itu pula.
"Masya Allah, Baitullah itu jauh sekali dari sini. Bagaimana kalau bapak tersesat atau mati kelaparan? Lagi pula, semua orang yang kesana harus naik kendaraan. Kalau tidak naik unta, bisa naik kuda. Kalau berjalan kaki seperti bapak, kapan bapak bisa sampai ke sana?" pemuda itu tercenung.

Ia yang menunggang unta dan membawa perbekalan saja, masih merasa khawatir selama dalam perjalanan yang begitu jauh dan berbahaya. Siapapun tak akan sanggup menempuh perjalanan sejauh itu dengan berjalan kaki. Apa ia tidak salah bicara? Atau memang orang tua itu sudah terganggu ingatannya?

"Aku juga berkendaraan," kata lelaki tua itu mengejutkan.

Si pemuda yakin kalau dari kejauhan tadi, ia melihat orang tua itu berjalan sendirian tanpa kendaraan apa pun. Tapi, pak tua malah mengatakan dirinya memakai kendaraan.

Orang ini benar-benar sudah tidak waras. Ia merasa memakai kendaraan, padahal aku lihat ia berjalan kaki..., pikir si pemuda geli.

"Apa Bapak yakin kalau bapak memakai kendaraan?" tanya pemuda itu menahan senyumnya.

"Kau tidak melihat kendaraanku?" orang tua itu malah mengajukan pertanyaan yang membingungkan. Si pemuda, kini tak dapat lagi menyembunyikan kegeliannya.

"Kalau begitu, apa kendaraan yang bapak pakai?" tanyanya sambil tersenyum.

Orang tua itu termenung beberapa saat. Pandangannya menyapu padang pasir yang luas. Dengan sabar, si pemuda menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut orang tua itu. Akankah ia mampu menjawab pertanyaan tadi?

"Kalau aku melewati jalan yang mudah, lurus, dan datar, kugunakan kendaraan bernama syukur. Jika aku melewati jalan yang sulit dan mendaki, kugunakan kendaraan bernama sabar," jawab orang tua itu tenang.

Si pemuda ternganga dan tak berkedip mendengar kata-kata orang tua itu. Tak sabar, pemuda itu ingin segera mendengar kalimat selanjutnya dari lelaki tua tersebut.

"Jika takdir menimpa dan aku tidak sampai ke tujuan, kugunakan kendaraan ridha. Kalau aku tersesat atau menemui jalan buntu, kugunakan kendaraan tawakkal. Itulah kendaraanku menuju Baitullah," kata lelaki tua itu melanjutkan.

Mendengar kata-kata tersebut, si pemuda merasa terpesona. Seolah melihat untaian mutiara yang memancar indah. Menyejukkan hati yang sedang gelisah, cemas, dan gundah. Perkataan orang tua itu amat meresap ke dalam jiwa anak muda tersebut.

"Maukah bapak naik kendaraanku? Kita dapat pergi ke Baitullah bersama-sama," ajak si pemuda dengan sopan. Ia berharap akan mendengarkan untaian-untaian kalimat mutiara yang menyejukkan jiwa dari orang tua itu.

"Terima kasih, Nak, Allah sudah menyediakan kendaraan untukku. Aku tak boleh menyia-nyiakannya. Dengan ikut menunggang kendaraanmu, aku akan menjadi orang yang selamanya bergantung kepadamu," sahut orang tua itu dengan bijak, seraya melanjutkan perjalanannya.

Ternyata, orang tua itu adalah Ibrahim bin Adham, seorang ulama yang terkenal dengan kebijaksanaannya.





lengkapnya baca di sini yah...(^_^)

Kasih Sayang tak Pernah Hilang

Siang itu, langit kota Madinah amat terik seolah akan membakar kulit. Membuat sebagian besar penduduknya enggan keluar rumah. Mereka lebih memilih tinggal di dalam untuk menghindari sengatan yang luar biasa panasnya.

Namun, seorang perempuan tua berjalan tertatih-tatih di tengah panas matahari. Kedua tangannya membawa bungkusan besar, ia datang dari Makkah. Tampak tetesan keringat di wajahnya yang keriput. Sebentar-sebentar ia berhenti di bawah pohon untuk melepaskan lelahnya. Di balik mata cekungnya tersimpan beribu harapan untuk bertemu seseorang.

Inikah rumahnya? Tanya perempuan itu dalam hati. Dengan ragu, ia mendekati sebuah rumah mungil yang sederhana. Seorang perempuan cantik kebetulan tengah berdiri di depan pintu. Rupanya Asma binti Abu Bakar.

"Betulkah ini rumah Asma?" tanya perempuan itu seraya mengusap keringat.
"Ya, benar ini rumah Asma," dia mengerutkan dahinya untuk menegaskan penglihatannya. Rasanya ia sudah pernah mengenal perempuan itu. Tetapi, siapa dan dimana? Sejenak ia terdiam dan mengingatnya.

Kerinduan Asma yang selama ini dipendamnya hampir tak terbendung lagi. Ia berlari menghampiri ibunya. Betapa Asma ingin memeluk dan mencium ibu yang telah lama dinantikannya.

Tiba-tiba, Asma menghentikan langkahnya. Ia teringat ibunya masih musyrik, belum beriman kepada Allah. Asma memang anaknya. Dahulu perempuan itu istri dari Abu Bakar ketika mereka masih sama-sama menyembah berhala. Lalu, Abu Bakar masuk agama Islam yang dibawa Muhammad. Abu Bakar pun bercerai dengan perempuan itu.

Asma mengurungkan niatnya.

"Nak, kenapa tidak menyuruh ibumu masuk?" perempuan itu menatap Asma dengan rasa rindu dan sayang yang besar.

Asma terdiam. Tidak terasa air matanya berderai di pipi. Asma sangat bingung menghadapi ibu kandungnya yang masih musyrik itu. Apa ia boleh dipersilahkan masuk ke rumah? Apa boleh di peluk? Ah, sungguh Asma belum tahu.

Dengan hati tersayat, Asma masuk kerumah. Ia membiarkan ibunya tetap berdiri di halaman rumah. Di bawah sengatan terik matahari. Asma bergegas mencari Aslam, pembantunya.

"Aslam, tolong temui Rasulullah," kata Asma."Tanyakan pada beliau, apakah ibuku yang belum beriman itu boleh masuk ke rumahku?"
"Baik, aku segera ke sana," sahut Aslam. "Cepatlah Aslam. Aku tak tega membiarkan ibuku kepanasan di luar sana!"

Aslam bergegas menuju rumah Rasulullah. Tiba di hadapan Rasul, ia menceritakan apa yang di alami oleh Asma.

"Katakan pada Asma, persilakan ibunya masuk. Hormati dan muliakanlah. Tidak ada larangan bagi seorang anak untuk menghormati orang tua yang belum beriman kepada Allah," kata Rasulullah.

Pembantu itu pun segera pulang dan menyampaikan pesan Rasulullah. Hati Asma terasa lega. Asma berlari ke luar rumah menyambut ibunya dengan senyum ramah. Asma memeluk ibunya erat-erat, lalu menciumnya dengan penuh kasih sayang.

"Silakan masuk, Bunda," ajak Asma sambil menuntun tangan ibunya. "Lihatlah cucu-cucu Bunda yang sudah besar-besar."

Ibunya tersenyum senang mendapatkan Asma hidup bahagia. Dikeluarkannya bungkusan berisi oleh-oleh aneka makanan yang dibuatnya sendiri.

"Asma, Bunda buatkan makanan kesukaanmu," katanya. Asma terharu. Rupanya, ibu masih mengingat semua kegemarannya. Asma menghormati ibunya dengan baik sekali. Dalam hati, ia bersyukur dapat menyayangi ibunya walaupun ibunya belum menjadi seorang Muslimah.







lengkapnya baca di sini yah...(^_^)

Gadis Jujur

Khalifah Umar bin Khattab sering melakukan ronda malam sendirian. Sepanjang malam ia memeriksa keadaan rakyatnya langsung dari dekat. Ketika melewati sebuah gubuk, Khalifah Umar merasa curiga melihat lampu yang masih menyala. Di dalamnya terdengar suara orang berbisik-bisik.

Khalifah Umar menghentikan langkahnya. Ia penasaran ingin tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Dari balik bilik Kalifah umar mengintipnya. Tampaklah seorang ibu dan anak perempuannya sedang sibuk mewadahi susu.

"Bu, kita hanya mendapat beberapa kaleng hari ini," kata anak perempuan itu.
"Mungkin karena musim kemarau, air susu kambing kita jadi sedikit."
"Benar anakku," kata ibunya.
"Tapi jika padang rumput mulai menghijau lagi pasti kambing-kambing kita akan gemuk. Kita bisa memerah susu sangat banyak," harap anaknya.
"Hmmm....., sejak ayahmu meninggal penghasilan kita sangat menurun. Bahkan dari hari ke hari rasanya semakin berat saja. Aku khawatir kita akan kelaparan," kata ibunya.

Anak perempuan itu terdiam. Tangannya sibuk membereskan kaleng-kaleng yang sudah terisi susu.

"Nak," bisik ibunya seraya mendekat. "Kita campur saja susu itu dengan air. Supaya penghasilan kita cepat bertambah."

Anak perempuan itu tercengang. Ditatapnya wajah ibu yang keriput. Ah, wajah itu begitu lelah dan letih menghadapi tekanan hidup yang amat berat. Ada rasa sayang yang begitu besar di hatinya. Namun, ia segera menolak keinginan ibunya.

"Tidak, bu!" katanya cepat.
"Khalifah melarang keras semua penjual susu mencampur susu dengan air." Ia teringat sanksi yang akan dijatuhkan kepada siapa saja yang berbuat curang kepada pembeli.
"Ah! Kenapa kau dengarkan Khalifah itu? Setiap hari kita selalu miskin dan tidak akan berubah kalau tidak melakukan sesuatu," gerutu ibunya kesal.
"Ibu, hanya karena kita ingin mendapat keuntungan yang besar, lalu kita berlaku curang pada pembeli?"

"Tapi, tidak akan ada yang tahu kita mencampur susu dengan air! Tengah malam begini tak ada yang berani keluar. Khalifah Umar pun tidak akan tahu perbuatan kita," kata ibunya tetap memaksa.

"Ayolah, Nak, mumpung tengah malam. Tak ada yang melihat kita!"
"Bu, meskipun tidak ada seorang pun yang melihat dan mengetahui kita mencampur susu dengan air, tapi Allah tetap melihat. Allah pasti mengetahui segala perbuatan kita serapi apa pun kita menyembunyikannya,"tegas anak itu. Ibunya hanya menarik nafas panjang.

Sungguh kecewa hatinya mendengar anaknya tak mau menuruti suruhannya. Namun, jauh di lubuk hatinya ia begitu kagum akan kejujuran anaknya.

"Aku tidak mau melakukan ketidak jujuran pada waktu ramai maupun sunyi. Aku yakin Allah tetap selalu mengawasi apa yang kita lakukan setiap saat,"kata anak itu.

Tanpa berkata apa-apa, ibunya pergi ke kamar. Sedangkan anak perempuannya menyelesaikan pekerjaannya hingga beres.

Di luar bilik, Khalifah Umar tersenyum kagum akan kejujuran anak perempuan itu.
" Sudah sepantasnya ia mendapatkan hadiah!" gumam khalifah Umar. Khalifah Umar beranjak meniggalkan gubuk itu.Kemudian ia cepat-cepat pulang ke rumahnya.

Keesokan paginya, khalifah Umar memanggil putranya, Ashim bin Umar. Di ceritakannya tentang gadis jujur penjual susu itu.

" Anakku, menikahlah dengan gadis itu. Ayah menyukai kejujurannya," kata khalifah Umar. " Di zaman sekarang, jarang sekali kita jumpai gadis jujur seperti dia. Ia bukan takut pada manusia. Tapi takut pada Allah yang Maha Melihat."

Ashim bin Umar menyetujuinya.

Beberapa hari kemudian Ashim melamar gadis itu. Betapa terkejut ibu dan anak perempuan itu dengan kedatangan putra khalifah. Mereka mengkhawatirkan akan di tangkap karena suatu kesalahan.

" Tuan, saya dan anak saya tidak pernah melakukan kecurangan dalam menjual susu. Tuan jangan tangkap kami....," sahut ibu tua ketakutan.

Putra khalifah hanya tersenyum. Lalu mengutarakan maksud kedatangannya hendak menyunting anak gadisnya.

"Bagaimana mungkin?
Tuan adalah seorang putra khalifah , tidak selayaknya menikahi gadis miskin seperti anakku?" tanya seorang ibu dengan perasaan ragu.
" Khalifah adalah orang yang tidak ,membedakan manusia. Sebab, hanya ketawakalanlah yang meninggikan derajad seseorang disisi Allah," kata Ashim sambil tersenyum.
" Ya. Aku lihat anakmu sangat jujur," kata Khalifah Umar.
Anak gadis itu saling berpandangan dengan ibunya.
Bagaimana khalifah tahu? Bukankah selama ini ia belum pernah mengenal mereka.

" Setiap malam aku suka berkeliling memeriksa rakyatku. Malam itu aku mendengar pembicaraan kalian...," jelas khalifah Umar.

Ibu itu bahagia sekali. Khalifah Umar ternyata sangat bijaksana. Menilai seseorang bukan dari kekayaan tapi dari kejujurannya.

Sesudah Ashim menikah dengan gadis itu, kehidupan mereka sangat bahagia. Keduanya membahagiakan orangtuanya dengan penuh kasih sayang. Beberapa tahun kemudian mereka dikaruniai anak dan cucu yang kelak akan menjadi orang besar dan memimpin bangsa Arab.





lengkapnya baca di sini yah...(^_^)

Buah Dari Kesabaran

Pada masa Bani Israil ada seorang pemuda yang ketampanannya tidak tertandingkan. Dia bekerja sebagai penjual keranjang dari pelepah kurma. Pada suatu hari, saat dia berkeliling dengan membawa keranjang dagangannya, ada seorang wanita yang keluar dari rumah seorang raja Bani Israil. Demi melihatnya, si wanita dengan cepat masuk kembali ke dalam rumah untuk membertahukan pada putri raja: "Di pintu tadi saya melihat seorang pemuda yang menjual keranjang, tak pernah saya melihat pemuda setampan dia." Sang putri berkata: "Suruh dia masuk." Si wanita tadi keluar dan mengajak masuk pemuda itu. Setelah dia masuk, pintu dikunci rapat.

Lalu datanglah sang putri menemuinya dengan wajah dan bagian lehernya terbuka. Maka si pemuda berkata: "Hai, tutuplah (auratmu), semoga Allah memaafkanmu!" Dengan terus terang si wanita menjawab: "Kami tidak memanggilmu untuk membeli daganganmu, akan tetapi untuk melakukan sesuatu." Si wanita pun mulai menggoda dan merayunya. Sementara pemuda itu berkata: "Takutlah kamu kepada Allah," sang putri malah mengancam: "Bila kau tidak mengikuti keinginanku, aku akan beritahukan kepada raja bahwa kau masuk untuk memaksa diriku berbuat macam-macam."

Kemudian pemuda itu mengajukan permintaan: "Tolong sediakan untukku air untuk berwudhu." Jawab sang putri: "Oh rupanya kau masih mencari alasan?! Hai pembantu, tolong sediakan untuknya air wudhu di atas mahligai itu," sebuah tempat yang tidak mungkin pemuda itu bisa kabur dari situ.

Setelah pemuda itu tiba di mahligai, dia berdo'a: "Ya Allah, sungguh aku sekarang telah dijak untuk bermaksiat kepadaMu, tetapi aku memilih untuk melemparkan diri dari atas mahligai ini keluar kamar dan tidak jatuh dalam perbuatan dosa." Kemudian dia membaca basmalah lalu melemparkan dirinya. Saat itu pula Allah menurunkan malaikatNya yang memegang kedua ketiak pemuda itu sehingga dia jatuh dalam keadaan berdiri di atas kedua kakinya. Ketika sampai di tanah dia berkata: "Ya Allah, bila Engkau berkehendak, karuniakanlah kepadaku rizki hingga aku tak perlu lagi berdagang keranjang-keranjang."

Allah mengabulkan do'anya. Allah mengirimkan untuknya sekawanan belalang yang terbuat dari emas, maka diambilnya sampai bajunya terisi penuh. Setelah itu dia berkata:"Ya Allah, bila ini merupakan rizki yang Engkau karuniakan kepadaku dari dunia ini, maka karuniakanlah untukku keberhkahan di dalamnya. Tapi, bila rizki ini akan mengurangi jatahku yang tersimpan di sisiMu di akhirat nanti, maka aku tidak membutuhkannya." Tiba-tiba terdengar suara yang mengatakan bahwa ini hanyalah satu dari dua puluh lima bagian pahala atas kesabaranmu menanggung derita saat melemparkan dirimu dari tempat yang tinggi itu.

Lalu dia berkata: "Kalau begitu ya Allah, aku tidak membutuhkan sesuatu yang nanti akan mengurangi jatahku yang ada padaMu di akhirat." Maka diambillah kembali emas-emas itu oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Oleh : Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia




lengkapnya baca di sini yah...(^_^)

  © Blogger template Wild Birds by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP