Tusukan Terakhir

>> Minggu, 30 November 2008

Dia adalah Ummu ‘Ammar Sumayyah Bintu Khayyath hamba sahaya Abu Jahal. Ketika Islam datang, maka dia masuk Islam beserta suami dan anaknya. Kemudian Abu Jahal menguji mereka, dengan menyiksa, mengikat serta menjemur pada terik matahari sehingga mereka berada ditepi kehancuran, kepanasan dan kehausan. Pada suatu hari Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam lewat dihadapan mereka yang sedang disiksa, darah mengalir dari tubuh mereka, bibir pecah-pecah karena kehausan, kulit mengelupas karena cambukan, terik matahari diatas mereka membuat kepanasan.

Maka Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam merasa sakit melihat keadaan mereka, lalu beliau berkata: ”Sabarlah wahai keluarga Yasir…sabarlah…sesungguhnya balasan untuk kalian adalah Jannah!” Kata-kata itu menyentuh telinga mereka maka naik dan terbanglah hati mereka, sangat gembira dengan berita itu. Kemudian tiba-tiba Abu Jahal, Fir’aun hamba itu mendatangi mereka, bertambah kasar terhadap mereka dengan menaikkan siksaan dan berkata: ”Celalah olehmu Muhammad dan Rabb-nya”. Namun hal itu tidak menambah mereka, kecuali keteguhan dan kesabaran. Ketika ia memaksa perbuatan keji kepada Sumayyah, membanting dengan tombaknya lalu menusuk kemaluan Sumayyah, maka mengalirlah darahnya dan cabiklah dagingnya, ia menjerit kesakitan dan minta tolong, suami dan anaknya berada disampingnya, namun keduanya dalam keadaan terikat yang bersambung dengannya. Abu Jahal mencaci-makinya, namun dia tetap tegar menahan siksaan.

Abu Jahal terus memotong badan Sumayyah yang telah binasa dengan tombaknya sehingga menjadi terpotonglah anggota tubuhnya, maka meninggallah ia RodhiAllahu Anha. Benar…ia telah tewas, alangkah bahagianya ia, alangkah indahnya pemandangan kematiannya, ia tewas dan sungguh Allah Subhanahu Wata’ala telah meridhoinya. Ia istiqomah dalam Agamanya, ia telah tewas, cambukkan yang berkali-kali tidak meletihkannya dan tidak pula rayuan yang busuk.

Iya, dia adalah seorang wanita yang sabar terhadap ujian, sabar atas siksaan yang sangat pedih, ditempelkan besi panas, dipisahkan dari suami dan anak-anaknya, ia sabar atas semua itu karena cinta terhadap Agama dan pengagungan terhadap Rabb semesta alam, tidak surut seorang diantara mereka dari Agamanya, tidak melepaskan Hijabnya dan tidak pula menginjak-injak kemuliaannya, sekalipun kehidupannya berharga.

lengkapnya baca di sini yah...(^_^)

Kuburan yang Bergejolak Api

Masyithoh bintu Fir’aun istiqomah dengan Agamanya meskipun ia diliputi oleh ujian yang besar. Demi Allah! sungguh mengherankan bagi pemudi yang tidak sanggup satu diantara mereka istiqomah walau hanya untuk mendirikan sholat, selalu ia menganggap enteng dalam menunaikan sampai meninggalkannya sehingga ia kafir. Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam berkata: ”Perbedaan diantara kita dan orang kafir adalah sholat, maka siapa yang meninggalkannya sungguh dia kafir”. (riwayat. at-Tirmidzy)

Siapa yang meninggalkan sholat maka Allah Subhanahu Wata’ala mengekalkannya didalam Neraka, menyiksanya bersama dengan setan la’natullah, dijauhkan dari kenikmatan dan memberikannya minum dengan air yang sangat panas.

Zahaby menceritakan didalam bukunya “Al-Kabaa ir” bahwasanya seorang wanita telah meninggal. Ia dikuburkan oleh saudaranya, lalu jatuhlah dompetnya yang berisi uang kedalam kuburan namun dia tidak menyadarinya sehingga ia beranjak dari kuburan tersebut. Kemudian ketika telah pergi ia teringat dan kembali lagi kekuburan lalu menggali tanah, ketika ia telah sampai menggali tanah ke jasadnya ia dapati kuburan itu bergejolak dengan api pada badan saudarinya, dia terkejut dan segera menimbunnya kembali dengan tanah.

Kemudian dia pulang menemui ibunya dalam keadaan menangis, lalu bertanya: ”Ceritakanlah kepadaku tentangnya, apa yang telah ia lakukan?” Ibunya menjawab: ”Apa yang menyebabkan engkau bertanya tentang dia?” Ia berkata: “Wahai ibuku, sungguh aku telah melihat kuburannya bergejolak api!” Menangislah ibunya lalu berkata: ”Adalah saudarimu suka mengundur-undur Sholat dari waktunya, tidak sholat subuh melainkan setelah terbitnya matahari atau suka melambatkan Sholat lainnya”.

Maka bagaimanakah keadaan orang yang tidak mengerjakan sholat?Sungguh Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam telah menceritakan mimpinya tentang siksaan orang yang Sholat lewat dari waktunya, ia berkata:
”Pada suatu malam dua malaikat menemuiku, adalah mereka berdua diutus kepadaku. Mereka berkata kepadaku: ”Ikutlah!” Lalu aku mengikuti mereka. Kami menemui seorang laki-laki yang sedang berbaring, apabila terlambat berdiri ia dilempari batu, dan apabila batu menimpa kepalanya maka pecahlah kepalanya. Maka mengenainya disini, ia menyusul batu itu dan mengambilnya, batu itu tidak kembali kepadanya sehingga kepalanya kembali menjadi utuh seperti semula, kemudian terus berulang menimpanya, maka ia menangkap batu itu sebagaimana yang ia lakukan pertama kalinya. Maka aku berkata: “SubhanAllah…apakah ini?” Lalu dua malaikat menjawab: ”Ini adalah seorang laki-laki yang mempelajari Al-Quran lalu menolaknya (tidak mengamalkan isinya), dan ia tidur dari sholat wajib” “Seperti itulah azab(dunia). Dan sesungguhnya azab akhirat lebih besar jika mereka mengetahui”. (Surat: Al-Qalam ayat 33).

lengkapnya baca di sini yah...(^_^)

Karena Engkau Kami Hancurkan Tengkorak

Sampai-sampai Agama memuliakan wanita, karena dia peperangan dilaksanakan, tengkorak dihancurkan, kepala bercerai-berai karena membela kehormatan seorang wanita. Ahli Sejarah menceritakan: Bahwa orang Yahudi tinggal pada masyarakat Ummat Islam di Madinah, mereka menjadi marah karena turunnya ayat tentang perintah berhijab atau Jilbab, sehingga para wanita muslimah menutup aurat.

Mereka ingin merubahnya dengan menanam kerusakan dan membuka persatuan Ummat Islam, namun tidak sanggup. Pada suatu hari seorang wanita muslimah masuk ke dalam pasar Yahudi Bani Qoinuqo’, dia adalah seorang wanita yang menjaga kehormatan dengan menutup aurat, ia datang kepada tukang perhiasan disana diantara mereka, maka Yahudi benci dengan pakaiannya yang menutup aurat dan kesuciannya, mereka merasa nikmat dan senang jikalau bisa memandang wajahnya, menyentuh dan mempermainkannya, sebagaimana dulu mereka melakukannya sebelum Islam datang memuliakan Wanita, mereka ingin membuka wajahnya dengan melemahkannya agar dapat melepaskan Hijabnya, namun ia enggan dan menolak.
Maka tukang perhiasan itu membuatnya lengah ketika ia sedang duduk, lalu mengambil ujung pakaiannya dari bawah dan mengikatkan ke Jilbabnya yang terayun-ayun dibelakang punggungnya. Disaat wanita itu berdiri maka terangkatlah pakaian dari belakang dan terbukalah auratnya, kemudian orang yahudi menertawakannya.

Wanita Muslimah yang suci itu berteriak, dia lebih senang jikalau mereka membunuhnya dari pada membuka aurat kepada mereka. Tatkala seorang laki-laki dari Ummat Islam melihat kejadian itu, lantas ia mencabut pedangnya lalu menyambar kepada tukang perhiasan itu kemudian membunuhnya. Maka orang Yahudi bertambah keras kepada ummat Islam lalu mereka membunuhnya juga.

Tatkala Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam mengetahui hal itu bahwa orang Yahudi sungguh telah melanggar janji dan menganggu wanita Muslimah, ia membatasi mereka sehingga tunduk lalu dijatuhkan hukuman kepadanya. Disaat Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam ingin menimpakan kepada mereka dan menuntut balas karena kehormatan wanita muslimah yang suci itu diganggu, lalu berdiri kepada Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam seorang tentara dari tentara-tentara setan la’natullah yang tidak peduli dengan kehormatan wanita muslimah, tidak pula menjaga wanita-wanita yang mulia, yang ada pada mereka hanya kesenangan perut dan kemaluannya.

Seorang pimpinan kaum Munafiq yang bernama Abdullah bin Ubay bin Salul berdiri lalu berkata: “Wahai Muhammad berbuat baiklah engkau terhadap pendukung Yahudi, mereka adalah penolongnya pada masa Jahiliyyah”.

Lalu Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam berpaling dan enggan meladeninya, karena bagaimana menuntut kesucian dari kaum yang menginginkan tersebarnya kekejian terhadap orang-orang yang beriman.

Pada kesempatan lain orang Munafiq berdiri lalu berkata: “Wahai Rasulullah berbuat baiklah kepada mereka!”Maka Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam berpaling darinya karena menjaga kehormatan dan kesucian (‘afifah) wanita muslimah dan selainnya. Lalu si munafiq itu marah dan memasukkan tangannya ke saku baju perang Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam, menariknya dan terus mengulang kata-katanya: “Berbuat baiklah engkau kepada pendukung-pendukung itu...berbuat baikklah engkau kepada pendukung-pendukung itu”.

Maka Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam marah dan menoleh kepadanya,lalu berteriak dan berkata: “Utuslah kepadaku!” Si munafiq itu enggan, lalu ia mendendang-dendangkan keadilan dari pembunuhan mereka, Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam menoleh kepadanya dan berkata: “Mereka adalah kelompokmu”. Si munafiq itu berkata berbuat adillah dari pembunuhan mereka, maka Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam menoleh kepadanya dan berkata: “Mereka adalah kelompokmu”. Si munafiq itu berkata lagi berbuat adillah dari pembunuhan mereka. Akan tetapi Rasul ShollAllahu ‘Alahi Wasallam, mengeluarkan mereka dari Madinah dan mengusir dari kampungnya.

lengkapnya baca di sini yah...(^_^)

Pembunuh dan Korbannya!

Aku ingin engkau menjadi Da’i terhadap orang lain, memerintahkan kepada yang baik dan melarang dari yang buruk (Amar Ma’ruf Nahi Munkar), jadilah engkau seorang wanita pemberani. Iya berani, jangan biarkan setan la’natullah menakut-nakutimu.

Sofiyyah bintu Abdull Muthollib, bibi Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam yang telah tua, umurnya lebih dari 60 tahun akan tetapi dia mempunyai kisah yang panjang dan sangat mengagumkan.Tatkala orang kafir Quraisy dan lainnya saling memerintahkan untuk perang di Madinah, ummat Islam menggali parit untuk menghalangi orang yang menyelinap kepada mereka dari orang-orang kafir. Adapun para wanita dan anak-anak maka Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam memngumpulkan mereka di dalam benteng yang terhalang dan tidak ditinggalkan pada mereka seorang penjaga karena sedikitnya jumlah Ummat Islam ketika itu dan banyaknya jumlah orang-orang kafir. Disaat Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam sibuk bersama para sahabatnya dalam peperangan didekat parit, kelompok dari Yahudi menyelinap sehingga mereka sampai kebenteng. Mereka tidak melanjutkan masuk kedalam, karena takut ada seorang laki-laki Ummat Islam didalamnya.

Mereka memilih berada diluar benteng dan mengutus diantara mereka untuk mensurvei atau menyingkap permasalahan itu, lalu seorang Yahudi berkeliling dibenteng sehingga ketika dia mendapat kesempatan langsung masuk, ia memperhatikan dan mencari, maka Shofiyyah melihatnya dengan terkejut dan berkata dalam hati “Orang Yahudi ini berkeliling didalam benteng, Demi Allah, sungguh aku tidak aman bahwa menunjukkan aurat dan dibelakang kami ada seorang Yahudi”.

Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam dan sahabatnya sungguh sibuk. Tiba-tiba si Yahudi berteriak dan menarik para wanita dan anak-anak, ternyata orang Yahudi itu telah mengetahui bahwa tidak ada laki-laki ummat Islam didalamnya. Lalu Shofiyyah mengambil pisau dan mengikatkannya dipinggang, kemudian mengambil tiang kayu, dia turun dari benteng menuju kepadanya. Ia mencari kesempatan, maka ketika si Yahudi menoleh, wanita itu memukul pusat kepalanya dengan tiang sampai mati, disaat si Yahudi telah pingsan ia mengambil pisau …
Alangkah bahagianya Shofiyyah, itulah seorang wanita Ahli Ibadah yang Bertaqwa.
Perhatikanlah olehmu pada keberanian dan pengorbanan dirinya dalam melayani agama.
Berapa banyak yang engkau korbankan untuk Amar Ma’ruf Nahi Munkar? Berapa banyak engkau melihat para wanita didalam acara-acara mereka dari mencabut alis, dipasar-pasar dari bersolek, diresepsi pernikahan dari pakaian yang membuka aurat dan apa yang engkau lakukan ketika saling berhadapan dengan mereka? Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:”Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta'at pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi Rahmat oleh Allah. sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Surat:At-Taubah: 71).

Sesungguhnya siapa yang meninggalkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar maka dia berhak mendapatkan laknat. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata’ala:“Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Nabi Daud dan Nabi 'Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas-78. Mereka satu sama lain tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu-79”. (Surat: Al-Maa`idah ayat 78-79).

Dan janganlah engkau malu dari hal itu, karena Dakwah pada awalnya membutuhkan kepada keberanian dan kemudian engkau Gembira pada akhirnya.

lengkapnya baca di sini yah...(^_^)

Wanita Penghuni Jannah!

Iya, sejarah telah mengenal Ummu Syuraik RodhiAllahu Anha dan mengenal juga Ghumaisho’ Ummu Anas bin Malik RodhiAllahu anha yang Rasul ShollAllahu ‘Alahi Wasallam, berkata padanya: ”Aku masuk kedalam Jannah lalu mendengar suara disekitarku ternyata dia adalah Ghumaisho’ Bintu Milhan seorang wanita diantara wanita yang paling menakjubkan, ia hidup pada awal kehidupannya seperti para pemudi lainnya pada masa jahiliyyah, ia menikah dengan Malik Bin Nadhir, disaat Allah Subhanahu Wata’ala mendatangkan Islam”. (riwayat. Imam al-Bukhory).

Ia memperkenankan dan tertarik hatinya dari Kaum Anshor. Maka Ummu Sulaim masuk Islam bersama orang-orang yang pertama masuk Islam. Lalu menawarkan Islam kepada suaminya, namun dia menolak dan marah kepadanya. Suaminya menginginkan keluar bersamanya dari Madinah ke Syam, tapi istrinya tidak mau dan menolak. Maka pergilah suaminya dan meninggal disana.

Ia adalah seorang wanita yang cerdas dan cantik, laki-laki berlomba-lomba untuk menikahinya. Lalu Abu Tholhah meminangnya sebelum ia masuk Islam, maka Ummu Sulaim berkata: ”Adapun aku, sungguh ingin kepadamu dan tidaklah pantas orang sepertimu ditolak, akan tetapi engkau adalah seorang laki-laki kafir sedangkan aku Wanita Muslimah, jika engkau masuk Islam maka itulah maharku, aku tidak minta selain dari itu”. Ia menjawab: ”Aku akan tetap dalam Agamaku”. Berkata Ummu Sulaim: “Wahai Abu Tholhah, bukankah engkau tahu bahwa Tuhanmu yang engkau sembah adalah berupa kayu yang tumbuh dari bumi yang dibuat oleh kaum Habsy Bani Fulan?”. Abu Tholhah berkata: ”Benar”. Ummu Sulaim berkata: ”Apakah engkau tidak malu bahwa yang engkau sembah adalah berupa kayu dari tumbuhan bumi yang dibuat oleh kaum Habsyi Bany Fulan? Wahai Abu Tholhah…jika engkau masuk Islam maka aku tidak menginginkan mahar yang selain dari itu”. Abu Tholhah berkata: “Aku pertimbangkan dulu masalah ini”. Lalu ia pergi. Kemudian ia datang kembali menemui Ummu Sulaim dan berkata:”Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah kecuali Allah Subhanahu Wata’ala, dan Muhammad adalah Rasulullah ShollAllahu ‘Alaihi Wasallamullah”

Lalu Ummu Sulaim gembira dan berkata: “Wahai Anas nikahkanlah Abu Tholhah”, maka ia menikahkannya. Tidak ada satu mahar pun yang lebih mulia dari pada mahar Ummu Sulaim yaitu Islam. Perhatikanlah olehmu bagaimana ia murahkan dirinya dalam jalan Agama, gugur haknya karena Islam. Benar, dia adalah seorang wanita yang hidup hanya untuk satu tujuan yaitu Islam, bagaimana mengangkat kedudukannya, meninggikan nilainya dan menunjuki manusia kepadanya.

Bahkan, ketika Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam tiba di Madinah Kaum Anshor dan Muhajirin menemui Beliau, mereka senang dan gembira, lalu Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam bertamu kerumah Abu Ayub, beberapa kelompok orang mendatangi rumahnya untuk mengunjungi Rasul ShollAllahu ‘Alahi Wasallam, maka Ummu Sulaim Wanita Anshor keluar dari kumpulan itu, ia ingin memberikan sesuatu kepada Rasul ShollAllahu ‘Alahi Wasallam, namun tidak mendapati yang lebih ia cintai dari pada penghibur hatinya, ia temui anaknya Anas kemudian dibawa kehadapan Rasul ShollAllahu ‘Alahi Wasallam, dan berkata: “Wahai Rasul ShollAllahu ‘Alahi Wasallam, ini Anas akan ada bersamamu selalu untuk membantu”. Kemudian ia berlalu.Dan Tinggallah Anas bersama Rasul ShollAllahu ‘Alahi Wasallam, membantu beliau siang dan malam.

lengkapnya baca di sini yah...(^_^)

Minuman Dari Langit…!

Ummu Syuraik Gozyah Al-Anshoriyyah, masuk Islam bersama orang yang pertama masuk Islam di Mekah Negri yang aman. Ketika melihat orang-orang kafir semakin kuat dan umat Islam melemah, mereka memikulkan dakwah kepada Agama, maka keimanannya menjadi kuat dan menjadi naik urusan Rabb disisinya. Ia masuk secara sembunyi-sembunyi kedalam kumpulan wanita Quraisy lalu mengajak mereka untuk masuk Islam, memperingatkan mereka dari menyembah berhala,sehingga aksinya ketahuan oleh orang kafir Makkah, mereka sangat marah. Namun tidak ada seorang pun wanita Quraisy yang menghalangi Ummu Syuraik dari kaum kafir.


Orang kafir menariknya dan berkata: ”Kalau tidak karena kaummu yang telah bersumpah kepada kami sungguh kami akan menyiksamu dan terus menyiksamu, tapi kami akan mengeluarkanmu dari Mekkah dan mengembalikan kepada kaummu”. Kemudian mereka membawanya ke atas onta, tidak memasangkan pelana dibawahnya tidak pula memberikan alat penggiring sebagai siksaan baginya. Lalu mereka berjalan bersamannya selama tiga hari. Tidak memberinya makan dan tidak pula minum sehingga rasa haus dan lapar hampir membinasakannya. Mereka merasa dengki, apabila singgah pada suatu rumah, mereka mengikatnya dan menjemurnya dibawah terik matahari. Lalu mereka berteduh dibawah pohon.

Disaat dalam perjalanan, mereka singgah pada suatu rumah, mereka menurunkannya dari Onta lalu diikat dibawah panas matahari, ia minta minum namun tidak diberikan. Maka disaat ia merasa sangat kehausan pada ujung lidahnya tiba-tiba ada sesuatu yang dingin diatas dadanya, ia mengambil dengan tangannya ternyata gayung dari langit, ia minum air itu sedikit lalu gayung itu lepas dan naik keatas, ia terus mengulangi mengambilnya dan minum kemudian naik lagi, ia mengambilnya kembali setelah itu naik lagi, akhirnya ia minum sehingga kenyang, kemudian menyiramkan ke badan dan pakaiannya.

Disaat orang-orang kafir terjaga dan ingin melanjutkan perjalanan mereka menemuinya, melihat ada bekas air dibadan dan pakaiannya serta dalam keadaan yang cukup segar, mereka tercengang bagaimana air bisa sampai kepadanya sedangkan ia terikat. Mereka bertanya: ”Engkau melepaskan ikatan lalu mengambil minuman kami dan meminumnya?” Ia menjawab: ”Demi Allah…tidak! Akan tetapi gayung turun dari langit maka aku meminumnya sampai kenyang”. Mereka saling memandang dan berkata: ”Sungguh jika dia adalah seorang wanita yang jujur maka lebih baik dari Agama kita”. Mereka mencari kerabat dan memberinya minum, maka mendapatinya sebagaimana meninggalkannya.

Lantas ketika itu juga seluruh mereka masuk Islam, melepaskan ikatan dan berbuat baik kepadanya. Mereka masuk Islam disebabkan oleh kesabaran dan keteguhannya. Ummu Syuraik datang pada hari kiamat dalam barisannya terdapat laki-laki dan wanita yang masuk Islam karenanya.

lengkapnya baca di sini yah...(^_^)

Wanita Pertama Yang Tinggal di Tanah Suci…!

Imam al-Bukhory menceritakan dalam kitab Sohihnya: Bahwasanya Nabi Ibrahim ‘Alaihis salam berangkat dari Syam menuju Tanah Suci (Al-Haram) bersama istrinya Hajar dan anaknya Ismail, dia adalah seorang anak yang masih kecil dalam asuhannya, ia masih menyusuinya. Beliau meninggalkan keduanya ditempat Ka’bah (Al-Bait) yang tidak ada seorang pun ketika itu, tidak pula ada air dan hanya dibekali dengan sebungkus korma dan kantong kulit yang berisi air.

Kemudian Nabi Ibrahim berbalik berangkat menuju ke Syam. Ibu Isma’il menoleh ke daerah sekitarnya, disini gurun pasir yang tak berpenghuni, gunung-gunung tuli dan bebatuan yang berwarna hitam, dia tidak melihat manusia dan orang yang tinggal di daerah sekitarnya. Ia yang telah tumbuh besar dikelengahan kota, lalu ia tinggal di Syam yang terkenal dengan kehijauan, penuh dengan taman-taman.Dan kini, dia merasa sepi dengan daerah sekitarnya.

Kemudian ia berdiri dan mengikuti langkah suaminya seraya berkata: ”Wahai suamiku, kemana engkau pergi? Engkau tinggalkan kami dilembah ini yang tidak ada manusia dan sesuatupun?”. Nabi Ibrahim tidak menjawabnya, tidak pula menoleh. Lalu Hajar mengulangi bertanya: “Kemana engkau pergi dan meninggalkan kami?”. Nabi Ibrahim tidak menjawabnya. Lalu ia mengulangi kembali, namun tidak dijawabnya juga. Maka ketika ia melihat suaminya tidak menoleh kepadanya, ia berkata: ”Apakah Allah yang memerintahkan ini kepadamu?”. Nabi Ibrahim menjawab: ”Iya”. Lalu ia berkata: ”Itu sudah cukup bagiku, aku ridho kepada Allah Subhanahu Wata’ala, Dia pasti tidak akan menyia-nyiakan kami”.

Kemudian Hajar kembali ketempat anaknya. Lalu berangkatlah Nabi Ibrahim orang tua yang telah lanjut usia. Sungguh dia telah berpisah dengan istri dan anaknya, keduanya meninggalkan satu sama lain, sehingga ketika Nabi Ibrahim berada di celah gunung, dimana mereka tidak melihatnya, ia menghadap ke arah Ka’bah lalu mengangkat kedua tangannya dan berdo’a kepada Allah Subhanahu Wata’ala “Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang suci, ya Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur”. (Surat: Ibrahim, ayat 37)

Setelah itu Nabi Ibrahim pergi ke Syam dan Hajar kembali menemui Ismail lalu menyusuinya sedangkan ia meminum air yang ada dikantong kulit. Sehingga air itu habis, menyebabkan dia dan anaknya kehausan. Rasa sangat haus membuat anaknya menggeliat dan lidahnya menjilat kedua bibirnya, ia memukul tanah dengan kedua tangan dan kakinya, ibunya memandang kepadanya yang sedang menggeliat dan berbaring kehausan. Seolah-olah ia bergulat dengan kematian.

Ia menoleh ke daerah sekitarnya, apakah ada seseorang atau yang dapat menolong, namun ia tidak melihat seorangpun. Ia berdiri disekitar anaknya lalu pergi, ia tidak ingin melihatnya meninggal, namun ia binggung kemana akan pergi? Ia melihat bukit Shafa lalu mendekatinya, kemudian ia naik sampai keatasnya, ibu yang lemah itu mengerahkan tenaganya!! Ia berharap dapat melihat orang Arab yang datang atau Kafilah yang lewat, tatkala ia telah sampai dipuncak bukit, ia menghadap kelembah memperhatikan apakah ada seseorang, namun ia tidak juga melihat seorangpun.

Lantas ia turun dari bukit Shafa sehingga sampai diperut lembah, ia angkat ujung lengannya lalu berusaha, usaha manusia dengan sekuat tenaga sehingga ia dapat melewati lembah itu.

Selanjutnya ia berjalan menuju bukit Marwa, ia berdiri diatasnya dan memperhatikan apakah ada seseorang yang ia lihat, namun ia juga tidak melihat seorangpun, lalu ia kembali ke bukit Shafa dan tidak juga melihat seorangpun, ia terus melakukannya sampai tujuh kali, tatkala ia sedang mengamati diatas bukit Marwa yang ketujuh kalinya, Hajar mendengar suara dan berkata ”Diam!” Kemudian ia mendengarkannya dan berkata: ”Sungguh aku telah mendengarmu, jika engkau ada bantuan maka bantulah aku”. Lalu ia tidak mendengar jawaban.

Kemudian ia menoleh kepada anaknya, tiba-tiba ia ditempat malaikat yang bergemuruh, ia memukul tanah dengan tumit atau sayapnya sehingga memancarlah air. Lalu dia turun dengan cepat menghampiri air itu, membuat sumur dengan tangan dan mengumpulkannya. Lalu ia menggayung air dengan tangan dan memasukannya ke tempat air kemudian bergegas setelah menggayungnya.
Malaikat Jibril berkata kepadanya: ”Janganlah kamu takut terlantar! Sesungguhnya disini adalah Baitullah yang kelak dibangun oleh anak ini dan bapaknya”. Alangkah bahagianya dia, atas kesabarannya, keadaannya yang sangat menakjubkan dan ujiannya yang sangat besar.

Ini adalah kisah Hajar seorang wanita yang sabar, yang mengerahkan tenaga, sehingga Allah Subhanahu Wata’ala mengagungkannya mencatat didalam Al-Quran, Allah Subhanahu Wata’ala menjadikan anak Hajar diantara Para Nabi, maka ia menjadi Ibu Para Nabi dan sebagai contoh bagi Para Wali, inilah keadaan dan kesimpulan urusannya. Iya, dia merasa asing dan takut, haus dan lapar, akan tetapi dia ridho dengan semua itu selama dia mendapat ridho dari Allah Subhanahu Wata’ala.Dia hidup Asing dijalan Allah, sehingga Allah Subhanahu Wata’ala membalasinya dengan kesenangan dan kegembiraan.

Maka beruntunglah bagi orang-orang yang diasingkan, siapakah orang-orang yang diasingkan itu? Mereka adalah orang-orang yang Sholeh diantara kaum yang banyak berbuat kejahatan, mereka adalah laki-laki dan wanita, mereka membenarkan terhadap apa yang Allah Subhanahu Wata’ala janjikan, mereka menggenggam bara api, berjalan diatas banyaknya bebatuan, bermalam diatas debu, mereka lari dari kerusakan, lidah mereka jujur, kehormatan mereka suci, mereka menjaga pandangan, perkataan mereka bersih, teman duduk mereka mulia, apabila mereka berdiri dihadapan Allah Subhanahu Wata’ala, tangan dan kaki mereka menjadi saksi, telingga dan mata berbicara, mereka senang dan gembira, tidak disaksikan atas mereka dari Pandangan yang diharamkan, telinga mereka tidak mendengar Nyayian, bahkan mereka disaksikan Menangis diwaktu sahur dan menjaga Kesucian diwaktu siang, sehingga Agama mereka bermanfaat dengan nyawanya.

lengkapnya baca di sini yah...(^_^)

Mereka Mendidih di Dalam Minyak …!


Masyithoh bintu Fir’aun, sejarah tidak mencatat namanya akan tetapi mencatat perbuatannya. Dia adalah seorang wanita Sholehah, yang hidup bersama suaminya, dalam naungan Raja Fir’aun. Suami Masyitoh adalah kerabat Fir’aun.Wanita itu adalah pembantu dan pendidik Putri-putri Fir’aun. Lalu Allah Subhanahu Wata’ala menganugerahkan keimanan padanya, tidaklah tinggal suaminya karena Fir’aun mengetahui keimanan dia lalu membunuhnya. Maka teruslah istrinya bekerja di Istana Fir’aun, ia menyisir rambut putri-putrinya. Fir’aun memberi nafkah lima orang anak Masyitoh, mereka diberi makan sebagaimana ia memberi makan burung yang sedang menetas.

Suatu hari ketika ia sedang menyisir rambut Putri Fir’aun, tiba-tiba sisir rambut itu jatuh dari tangannya, lalu dia berucap: “Bismillah”, Putri Fir’aun berkata: ”Bapakku?” Lalu Ia menjerit kepada Putri Fir’aun dan berkata: ”Bukan…tapi Allah Subhanahu Wata’ala, Robb-ku, Robb-mu dan Robb bapakmu”. Maka terkejutkah Putri Fir’aun karena ia menyembah selain bapaknya, lalu Putri Fir’aun menceritakan hal itu kepada bapaknya, maka Fir’aun terkejut karena ada selain dia yang disembah di dalam istananya, lalu dia memanggil dan berkata kepadanya: ”Siapa Robb-mu?” Masyithoh menjawab:”Robb-ku dan Robb-mu adalah Allah Subhanahu Wata’ala”. Lantas dia memerintahkan untuk kembali dari Agamanya (alias murtad).
Kemudian Fir’aun memerintahkan tentaranya untuk menyiapkan periuk yang terbuat dari tembaga yang berisi minyak dan memanaskannya sampai mendidih, lalu dia membawa Masyitoh sehingga berdiri didepan periuk, ia melihat ini adalah lapangan Azab, ia yakin bahwa dirinya hanyalah satu jiwa yang akan keluar dan menemui Allah Subhanahu Wata’ala, lalu Fir’aun mengetahui bahwa orang yang paling ia cintai adalah kelima anaknya, anak-anak yatim yang dia beri nafkah dan makan kepada mereka, dia ingin menambah siksakan kepada Masyithoh dengan menghadirkan kelima anaknya, pandangan mereka berputar, mereka tidak tahu kemana digiring, maka tatkala melihat ibunya mereka memeluknya dan menangis, dan ia pun turut menangis terhadap mereka, ia membolak-balikan dan menciumnya lalu menangis, ia rangkul kedada anaknya yang paling kecil lalu ia susui.
Ketika Fir’aun melihat pemandangan ini, maka ia perintahkan yang paling besar diantara mereka lalu tentara menyeret anak itu dan mendorongnya kedalam minyak yang mendidih, anak kecil itu berteriak, minta tolong kepada ibunya, meminta belas kasihan tentara dan memohon kepada Fir’aun, ia berusaha lepas dan melarikan diri, lalu memanggil dua saudaranya yang kecil, kemudian tentara memukul kedua tangannya yang kecil, mereka menampar dan mendorongnya, ibu itu memandang kepada anaknya dan ia mengucapkan selamat tinggal, tiadalah itu kecuali hanya sekejap, sehingga sikecil dimasukan kedalam minyak. Ibunya hanya bisa memandang dan menangis, saudara-saudaranya menutup mata dengan tangannya yang kecil. Lalu dagingnya meleleh dari atas badan yang kurus dan tulangnya meluap ke atas minyak.
Fir’aun memandang kepada Masyithoh dan memerintahkannya untuk kafir kepada Allah, ia tidak mau, maka murkalah Fir’aun kemudian dia memerintahkan anak yang kedua dan menarik dari tangan ibunya dalam keadaan menangis dan minta tolong, tidaklah hal itu kecuali hanya sekejap sehingga ia dibenamkan kedalam minyak, si ibu hanya bisa memandang kepadanya sampai tulangnya yang putih meluap dan bercampur dengan tulang saudaranya yang pertama.
Ibu itu tetap istiqomah dalam Agamanya, ia yakin atas pertemuannya dengan Allah Subhanahu Wata’ala. Kemudian Fir’aun memerintahkan anaknya yang ketiga, lalu ia ditarik kedalam periuk sehingga minyak yang mendidih membinasakannya, maka terjadilah sebagaimana yang menimpa dua orang saudaranya, ibu itu tetap teguh pada Agamanya.
Kemudian Fir’aun memerintahkan tentaranya untuk melemparkan anak Masyithoh yang ke empat kedalam minyak, tentara itu menghadap kepadanya,dia adalah anak kecil yang sedang memegang baju ibunya, disaat tentara menariknya ia menangis dan menarik kedua kaki ibunya, air matanya mengalir diatas kaki ibunya, ia berusaha menyabarkan bersama saudaranya, ia mengucapkan selamat tinggal, mendekati dan mencium anaknya sebelum dipisahkan darinya. Kemudian mereka memisahkan antara dia dan ibunya, mereka mengangkat kedua tangannya yang kecil, lalu dia menangis dan minta tolong, memohon dengan suatu kata yang tidak bisa dipahami, mereka tetap tidak mengasihaninya.
Tiadalah itu kecuali hanya sekejap sehingga ia terbenam ke dalam minyak yang mendidih, maka lenyaplah jasadnya, hilang suaranya dan ibu itu mencium aroma daging anaknya, tulang putihnya yang kecil mengapung diatas minyak, si ibu segera memandang kepada tulang anaknya, sungguh ia telah pergi menuju kampung yang lain.

Wanita itu menangis dan hatinya terluka karena berpisah dengannya, yang selama ini ia memeluk kedadanya, menyusuinya, selama ini ia bergadang untuk menjaganya, menangis karena tangisannya, berapa banyak dia tidur dipangkuannya, bermain dengan rambutnya, berapa banyak ia akrab dengan mainannya, ia pakaikan bajunya. Dirinya berusaha sekuat tenaga untuk tabah dan bertahan. Lalu mereka menoleh kepadanya dan mendorongnya.

Bayi pun berbicara…!

Yang kelima, mereka melepaskan seorang bayi yang masih menyusu dari kedua tangan ibunya, saat itu ia sedang menelan air susu ibunya, ketika tentara itu menarik seorang bayi darinya maka berteriaklah sikecil dan menagislah wanita miskin itu.
Tatkala Allah Subhanahu Wata’ala melihat rasa belas kasihannya, kekalahan dan kerisauan ibu itu terhadap anaknya, maka tiba-tiba berbicaralah sikecil yang berada didalam pangkuannya dan berkata: ”Wahai ibuku bersabarlah, sesungguhnya engkau berada diatas kebenaran”.Kemudian suaranya terputus, lenyaplah ia bersama dengan saudara-saudaranya terbenam ke dalam minyak yang mendidih, dimulutnya ada bekas air susu ibunya, ditangannya ada rambut ibunya dan dipakaiannya ada bekas air mata ibunya.
Kini kelima anaknya telah pergi dan ibu itu melihat tulang-belulang mereka didalam periuk, daging mereka dengan cepat dilenyapkan oleh minyak yang mendidih, wanita miskin itu memandang kepada tulang-belulang yang kecil, tulang siapakah itu? Mereka adalah anaknya, yang selama ini mereka memenuhi rumah dengan gelak-tawa dan riang-gembira.
Mereka adalah kesenangan dan sari hatinya, yang ketika berpisah dengannya seakan-akan hatinya keluar dari dalam dadanya. Ia pakaikan baju mereka dengan tangannya, ia usap air mata mereka dengan jari-jarinya, tapi sekarang mereka telah direnggut dari tangannya, mereka dibunuh dihadapannya, mereka meninggalkannya sendiri dan mereka berpisah darinya. Dan dalam waktu yang dekat, ia akan bersama dengan mereka.
Sebenarnya ia sanggup untuk selamat diantara mereka dan siksaan ini dengan satu kata kekafiran yang ia dengarkan kepada Fir’aun. Akan tetapi ia tahu, bahwasanya yang disisi Allah Subhanahu Wata’ala adalah lebih baik dan lebih kekal. Kemudian tidak ada yang tersisa kecuali hanya ia, mereka menghadap kepadanya seperti anjing-anjing pemburu dan mendorongnya kedalam periuk.
Tatkala mereka membawanya untuk dilemparkan kedalam minyak, ia memandang kepada tulang-belulang anaknya, ia ingat disaat berkumpul bersama mereka ketika masih hidup, lalu ia menoleh kepada Fir’aun dan berkata: “Aku ada permintaan kepadamu”. Maka Fir’aun berkata keras kepadanya: “Apa permintaanmu?”. Ia berkata: “Agar engkau kumpulkan tulangku dan tulang anak-anakku lalu engkau kafankan didalam satu kuburan”. Kemudian ia memejamkan matanya dan masuk kedalam periuk kemudian terbakarlah jasadnya dan terapung tulangnya.

Alangkah bahagianya dia…!

Alangkah sangat besar keteguhannya dan sangat banyak pahalanya. Sungguh Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam melihat sesuatu dari nikmatnya diwaktu malam perjalanan Isro’. Beliau menceritakan kepada para Sahabatnya dan berkata kepada mereka:“Tatkala Allah memperjalankanku, tiba-tiba aku mencium aroma wangi, aku bertanya: “Aroma apa ini?” Maka dikatakan kepadaku: “Ini adalah Masyitoh bintu Fir’aun dan anak-anaknya”. (riwayat. al-Baihaqy)

Allahu Akbar…ia merasakan keletihan sesaat akan tetapi setelah itu istirahat selamanya. Telah kembali wanita mu’minah ini kepada Penciptanya. Ia berdampingan dengan Rabb-nya dan diharapkan hari ini dia berada didalam Jannah, sungai dan tempat duduk yang Mulia disisi Raja yang Berkuasa.
Hari ini keadaannya paling baik dan paling banyak mendapat kenikmatan dan keindahan. Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam berkata:“Seandainya seorang wanita penduduk Jannah muncul kepada penduduk bumi, sungguh ia akan menerangi timur dan barat serta menyebarkan aroma wangi, sungguh tutup kepalanya lebih baik dari pada dunia dan isinya”. (riwayat. Imam al-Bukhory) Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam berkata pada hadits yang lain:“Siapa yang masuk Jannah, ia mendapat nikmat dan tidak sengsara, pakaiannya tidak rusak, masa mudanya tidak hilang dan baginya segala kenikmatan yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas oleh hati manusia. Dan siapa yang masuk kedalam Jannah, lupa dengan azab dunia”. (riwayat. Imam Muslim)
Akan tetapi, tidak akan pernah bisa seseorang sampai ke Jannah, kecuali dengan mengendalikan hawa nafsunya. Sungguh Jannah itu dikelilingi oleh sesuatu yang dibenci dan Neraka itu dikelilingi oleh hawa nafsu. Maka mengikuti hawa nafsu dalam berpakaian, makanan, minuman dan berbelanja, adalah jalan menuju ke Neraka.
Berkata Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam:"Jannah dikelilingi dengan segala sesuatu yang tidak disukai, dan Neraka dikelilingi dengan hawa nafsu”. (Shohihain)Maka biarlah engkau letih hari ini dan bersabar, agar dapat beristirahat esok hari. Sesungguhnya pada hari kiamat diucapkan kepada penduduk Jannah :"Keselamatan atas kalian karena kesabaran kalian". Alangkah indahnya Jannah tempat terakhir bagi kalian”. (Surat: Ar-ra'du ayat 24).
Dan diserukan kepada penduduk Neraka: "…Kamu menghabiskan rezkimu di kehidupanmu yang hina dan kamu bersenang-senang dengan rezki itu; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan kehinaan azab ”. (Surat: Al-Ahqaaf ayat 20).

lengkapnya baca di sini yah...(^_^)

Seorang Ratu

>> Sabtu, 29 November 2008

Apakah engkau mengetahuinya? Dia adalah seorang Ratu pada singgasananya, yang berada dalam keluarga yang penuh kemudahan, kasur yang tersusun rapi, diantara pelayan yang siap melayaninya dan keluarga yang menghormatinya.

Akan tetapi ia seorang wanita Mu’minah yang menyembunyikan keimanannya, dialah Asiyah istri Fir’aun yang berada dalam kenikmatan yang mewah. Tatkala ia melihat iringan para Syuhada’ saling berlomba menuju pintu-pintu langit, ia menjadi rindu untuk berdekatan dengan Robb-nya dan benci berdekatan dengan Fir’aun.

Ketika Fir’aun telah membunuh Masyithoh seorang wanita beriman, dia menemui Asiyah dan memamerkan kekuatannya didepan istrinya, lalu Asiyah berteriak: ”Celakalah engkau, bukankah engkau bertindak terhadap Allah Subhanahu Wata’ala”. Kemudian ia memberitahukan keIslamannya, maka Fir’aun menjadi marah, ia bersumpah akan mengujinya dengan kematian atau Asiyah kafir kepada Allah. Lalu Fir’aun memerintahkannya, ia membentangkan kedua tangannya diatas papan dan mengikat tangan dan kakinya diatas pasak besi.

Fir’aun memerintahkan tentaranya untuk memukulinya, sehingga darah mengalir dari badannya, daging mengelupas dari tulangnya. Ketika siksaan semakin pedih dan hampir menunjukan kematian, ia melihat ke langit dan berkata:
"Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-MU dalam Firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim”. (Surat: At-Tahriim ayat 11).

Doanya terangkat kelangit. Ibnu Katsir Berkata: ”Maka Allah Subhanahu Wata’ala menampakan Istananya dilangit lalu ia tersenyum kemudian meninggal.

Iya, ratu itu telah meninggal, yang berada diantara wewangian dan gaharu, senang dan gembira. Iya, dia meninggalkan Gaunnya, aneka Parfum, para Pelayan dan Teman-temannya dengan memilih Kematian. Namun hari ini ia berbolak-balik dalam kenikmatan menurut kehendaknya. Sungguh sabarnya bermanfaat dalam ketaatan dan mengekang hawa nafsu. Ratu itu telah kembali kepada Robb-nya, dan senantiasa kebaikan ada pada wanita.

lengkapnya baca di sini yah...(^_^)

Wanita pertama yang masuk Islam!

Imam al-Bukhory menceritakan didalam Kitab Sohihnya: Bahwa sebelum Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam diwahyukan dengan keNabian, ia pergi ke Gua Hira’ disebelah kota Madinah. Ia beribadah didalamnya, dikala sedang tenang-tenangnya didalam goa hira’ tiba-tiba Malaikat Jibril datang kepadanya dan berkata: اقْرَأْ Bacalah!

Maka terkejutlah Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam karenanya dan berkata: ”Aku tidak dapat membaca sedikitpun dan tidak pula membaguskannya, aku tidak bisa menulis dan membaca”, lalu Jibril mendekapnya dengan kuat setelah itu ia melepaskannya dan berkata:
اقْرَأْ Bacalah! Ia berkata: ”Aku tidak dapat membaca”. Lalu Jibril mendekapnya yang kedua kali dengan kuat kemudian melepaskannya, lalu Jibril berkata lagi:
Ia berkata: ”Aku tidak dapat membaca”. Lalu Jibril mendekapnya yang ketiga kali dengan kuat kemudian melepaskannya. Kemudian Jibril membaca:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabb-mu Yang menciptakan (1), Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah, dan Rabb-mulah Yang Maha Pemurah(3),Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (4), Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5). (Surat: Al-'Alaq ayat 1-5)

Maka tatkala Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam mendengar ayat dan pemandangan ini ia semakin bertambah terkejut dan gemetar hatinya. Kemudian kembali ke Madinah dan masuk ke rumah menemui istrinya Khadijah Ummul Mu’minin RodhiAllahu Anha dan berkata: ”Selimuti aku…selimuti aku…”.
Kemudian ia berbaring dan diselimuti oleh istrimya. Ummul Mu’minin RodhiAllahu Anha memandang kepadanya, ia tidak tahu apa yang membuat suaminya terkejut.

Tinggallah ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam dalam masa yang lama sehingga menjadi tenang
kesadarannya,kemudian ia menoleh kepada isrinya Khodijah RodhiAllahu Anha dan menceritakan kisahnya, lalu berkata: ”Wahai Khodijah! Sungguh aku takut terhadap diri ini!” Khadijah berkata:”Demi Allah! Dia tidak akan membuatmu sedih selama-lamanya, sesungguhnya engkau adalah orang yang menghubungkan silaturrahmi, memuliakan tamu, mengemban lelah, mengusahakan yang tidak ada dan menolong atas kejadian yang benar”. Lalu ia tidak berhenti membaikkan dan memberinya semangat.

Kemudian ia mengajak suaminya pergi menemui Waraqah bin Naufal anak pamannya, dia adalah orang tua buta yang telah lanjut usia, yang menyiarkan Agama pada masa Jahiliyyah, membaca Injil dan menulisnya juga mengetahui berita para Rasul.

Ketika Khadijah menemuinya, ia duduk menghadapnya bersama Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam, Khadijah berkata kepadanya: ”Wahai anak pamanku! Dengarlah anak saudaramu ini”. Lalu Waraqah berkata: ”Wahai anak saudaraku apa yang engkau lihat?” Maka Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam menceritakan kepadanya apa yang telah dia lihat dan dengar dari Al-Qur’an. Lalu Waraqah berkata:“SubhanAllah …bergembiralah…itu adalah Malaikat yang turun kepada Nabi Musa ‘Alaihis Salam, seandainya aku masih muda ketika engkau diusir oleh kaummu, maka aku keluar untuk menolongmu”!
Kemudian Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam terkejut dan berkata: ”Apakah mereka akan mengusirku?” Ia menjawab: ”Iya! Sesungguhnya tidak seorang pun yang mendapatkan hal yang engkau temui melainkan ia dimusuhi. Jika aku masih hidup pada masamu, maka aku akan menolongmu dengan pertolongan yang menyeluruh” (pertolongan yang mulia selama-lamanya).
Setelah itu Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam keluar bersama istrinya Khadijah RodhiAllahu Anha, istrinya yakin bahwa masa tidur telah berubah, ia akan di uji bersama suaminya, diusir dari rumahnya dan disiksa. Dia adalah seorang wanita yang berkembang dalam kekayaan dan kenikmatan, kemuliaannya cukup diperhitungkan dan sekarang dia akan menghadapi ujian. Apakah dia akan mundur dari menolong Agama?

Atau rasa yakinnya bercampur dengan keraguan? Sekali-kali tidak, bahkan ia beriman dengan
Rabb-nya dan menolong Rasul-Nya baik dengan harta, pikiran dan tenaganya, selamanya sampai ia menemui Rabb-nya.

Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam didatangi oleh Malaikat Jibril lalu berkata:
”Wahai Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam…sungguh Khadijah akan datang kepadamu dengan membawakan lauk-pauk, makanan atau minuman, apabila ia datang kepadamu maka bacakanlah salam untuknya dari Allah Subhanahu Wata’ala, dan dariku. Serta beri kabar gembiralah ia dengan Istana disurga yang terbuat dari benang Emas, didalamnya tidak ada suara hiruk pikuk dan tidak pula rasa letih”. (riwayat. Imam Muslim)

Ini adalah kisah Khadijah RodhiAllahu Anha, yaitu wanita pertama yang masuk Islam dan membebaskan dirinya dari menyembah berhala. Allah Subhanahu Wata’ala menentukan dari Ummul Mu’minin Khadijah dan Dia meridhoinya dari keamanan. Maka apakah Para putrinya tidak mau mengikuti jejaknya? Apakah engkau tidak mengikuti jejaknya? Agar engkau memperoleh Jannah sepertinya, Istana yang terbuat dari benang Emas, didalamnya tidak ada rasa letih dan tidak pula rasa sakit.

lengkapnya baca di sini yah...(^_^)

  © Blogger template Wild Birds by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP