Tusukan Terakhir

>> Minggu, 30 November 2008

Dia adalah Ummu ‘Ammar Sumayyah Bintu Khayyath hamba sahaya Abu Jahal. Ketika Islam datang, maka dia masuk Islam beserta suami dan anaknya. Kemudian Abu Jahal menguji mereka, dengan menyiksa, mengikat serta menjemur pada terik matahari sehingga mereka berada ditepi kehancuran, kepanasan dan kehausan. Pada suatu hari Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam lewat dihadapan mereka yang sedang disiksa, darah mengalir dari tubuh mereka, bibir pecah-pecah karena kehausan, kulit mengelupas karena cambukan, terik matahari diatas mereka membuat kepanasan.

Maka Rasul ShollAllahu ‘Alaihi Wasallam merasa sakit melihat keadaan mereka, lalu beliau berkata: ”Sabarlah wahai keluarga Yasir…sabarlah…sesungguhnya balasan untuk kalian adalah Jannah!” Kata-kata itu menyentuh telinga mereka maka naik dan terbanglah hati mereka, sangat gembira dengan berita itu. Kemudian tiba-tiba Abu Jahal, Fir’aun hamba itu mendatangi mereka, bertambah kasar terhadap mereka dengan menaikkan siksaan dan berkata: ”Celalah olehmu Muhammad dan Rabb-nya”. Namun hal itu tidak menambah mereka, kecuali keteguhan dan kesabaran. Ketika ia memaksa perbuatan keji kepada Sumayyah, membanting dengan tombaknya lalu menusuk kemaluan Sumayyah, maka mengalirlah darahnya dan cabiklah dagingnya, ia menjerit kesakitan dan minta tolong, suami dan anaknya berada disampingnya, namun keduanya dalam keadaan terikat yang bersambung dengannya. Abu Jahal mencaci-makinya, namun dia tetap tegar menahan siksaan.

Abu Jahal terus memotong badan Sumayyah yang telah binasa dengan tombaknya sehingga menjadi terpotonglah anggota tubuhnya, maka meninggallah ia RodhiAllahu Anha. Benar…ia telah tewas, alangkah bahagianya ia, alangkah indahnya pemandangan kematiannya, ia tewas dan sungguh Allah Subhanahu Wata’ala telah meridhoinya. Ia istiqomah dalam Agamanya, ia telah tewas, cambukkan yang berkali-kali tidak meletihkannya dan tidak pula rayuan yang busuk.

Iya, dia adalah seorang wanita yang sabar terhadap ujian, sabar atas siksaan yang sangat pedih, ditempelkan besi panas, dipisahkan dari suami dan anak-anaknya, ia sabar atas semua itu karena cinta terhadap Agama dan pengagungan terhadap Rabb semesta alam, tidak surut seorang diantara mereka dari Agamanya, tidak melepaskan Hijabnya dan tidak pula menginjak-injak kemuliaannya, sekalipun kehidupannya berharga.

Posting Komentar

  © Blogger template Wild Birds by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP